WASHINGTON, WB – Hubungan antara Amerika Serikat dengan Tingkok mulai memanas. Bahkan kedua negara telah saling melempar psywar atas wilayah sengketa Laut Cina Selatan.
Kedua negara berjanji melakukan manuver militer di Kepulauan Spratly. Komentar Beijing muncul setelah Menlu AS Ashton Carter mengawali perjalanan ke wilayah Pasifik, dan mengatakan AS bersumpah tidak akan mundur dari operasi militer di seluruh wilayah sengketa Laut Cina Selatan.
“Tiongkok mendesak AS untuk berpikir tiga kali sebelum bertindak, dan menghentikan semua pidato provokatif demi stabilitas di Laut Cina Selatan,” tutur Hua Chunying, juru bicara militer Tiongkok, Jumat (29/5/2015).
Hua Chunying bertanya; “Apa fungsi yang dapat dimainkan AS bagi perdamaian dan kemakmuran di wilayah itu ?”
Chunying melanjutkan; “Pada dasarnya, menciptakan kekacauan di Asia Pasifik adalah mesin ekonomi dunia, sesuai kepentingan AS.”
Pekan lalu, AL Tiongkok beberapa kali mengeluarkan peringatan sebagai upaya memaksa P8-A, pesawat pengintai AS, meninggalkan wilayah udara Laut Cina Selatan.
Awak P8-A, seperti diberitakan CNN, menjawab setiap peringatan radio AS, dengan mengatakan AS sedang terbang di wilayah dan perairan internasional.
Tidak ada yang tahu sampai kapan kedua negara berperang kata-kata. Yang pasti, tanpa kehadiran AS, Tiongkok akan dengan mudah menegaskan klaimnya atas seluruh Laut Cina Selatan.[]