SEMARANG, WB – Sabtu (24/2/2018) pagi Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan keluarga berziarah ke makam ayahnya, almarhum S.E. Prijono di Dukuh Margosari, Desa Koripan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Tak kuasa menahan haru, tetesan air mata tampak mengalir di pipi mantan Ketua Komisi III ini, saat berdoa dan tabur bunga di makam ayahanda tercinta. “Ayah merupakan panutan dan inspirasi terbesar dalam hidup saya. Tanpa bimbingan, gemblengan keras serta doa restu kedua orang tua, tidak mungkin saya bisa menjadi seperti sekarang ini,” tutur politisi yang biasa disapa Bamsoet itu.
Di tengah kesibukannya sebagai Ketua DPR RI dalam dua kunjungan di Semarang, acara penganugrahan PWI Jawa Tengah dan Jogyakarta acara peluncuran Buku “Buya Syafii Maarif sebagai Seorang Jurnalis” dan Peresmian Gedung baru Suara Muhammadiyah di Jogyakarta, Bamsoet masih menyempatkan mengunjungi makam Ayahanda yang wafat pada tanggal 6 Januari 1977.
“Dari dulu sesibuk apa pun, saya pasti akan sempatkan waktu untuk berziarah mengunjungi makam ayah saya. Apalagi, walaupun saya lahir dan besar di Jakarta, sangat banyak kenangan sewaktu kecil di Desa Margosari ini yang merupakan kampung halaman ayah saya,” papar Bamsoet.
Bamsoet mengungkapkan, semasa hidupnya sang ayah tak pernah menuntut dirinya mengikuti jejak sebagai tentara ataupun memintanya menjalani profesi tertentu. Sepeninggal sang ayah, Ibunda tercinta juga membebaskan Bamsoet memilh jalan hidup.
Sedari kecil Bamsoet memiliki cita-cita menjadi dokter. Karenanya, saat SMA Bamsoet mati-matian masuk IPA. Tapi, selepas lulus SMA ternyata ayah delapan anak ini justru masuk Fakultas Ekonomi, lanjut berkarir menjadi wartawan, pengusaha, dan sekarang menjadi politisi.
“Sejak kecil saya dibebaskan mau memilih karir apapun. Terus terang saya tidak memiliki cita-cita muluk menjadi pejabat negara. Semuanya mengikuti takdir Allah dan garis tangan,” ungkap Bamsoet.
Berlatar belakang tentara, ayahanda juga selalu menanamkan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kejujuran dan keberanian kepada Bamsoet dan seluruh anggota keluarga. Nilai-nilai tersebut selalu dipegang Bamsoet dalam mengarungi kehidupan selepas ayahanda pergi menghadap Sang Khalik.
“Dalam semua profesi yang saya jalani, nilai-nilai yang dulu ditanamkan Ayah selalu saya pegang tinggi dan menjadi pwgangan dalam mengarungi kehidupan,” jelas Bamsoet.
Ziarah ke makam ayahanda, Bamsoet mengaku merasakan kedamaian. Ia juga menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Ia berharap jika kelak menghadap Tuhan YME, bisa dipertemukan dengan ayah tercintanya.[]