CHINA, WARTABUANA – Pemilik sebuah restoran bakmi di Cina mengaku telah mencampurkan ganja dalam hidangan mereka agar pengunjung ketagihan.
Menurut surat kabar Hua Shang Bao, pemilik restoran yang bernama ‘Zhang’ ini mengaku ke kepolisian di provinsi Shaanxi bahwa ia telah membeli ganja seberat 2 kg pada bulan Agustus dengan harga Rp 1 juta.
Aksi illegal dari Zhang ini baru diketahui setelah salah satu pelanggannya, Liu Juyou (26), tertangkap polisi di jalan raya akibat pelanggaran. Setelah menjalani pemeriksaan urine, Liu terbukti positif mengkonsumsi ganja. Padahal, pria tersebut mengaku tidak pernah makan ganja seumur hidupnya.
Berkat insiden ini, Liu ngotot memaksa seluruh keluarganya untuk makan bakmi di restoran Zhang. Hasilnya, seluruh keluarga Liu terbukti positif dengan kandungan ganja setelah makan bakmi tersebut.
Setelah kejadian ini, polisi lokal mengadakan investigasi diam-diam terhadap restoran Zhang. Dan ternyata banyak pengunjung lain yang juga setelah dites terbukti terdapat kandungan ganja di dalam tubuh mereka walaupun hanya dalam jumlah kecil.
“Jika makanan dengan ganja ini dicerna dalam jangka waktu panjang, akan menyebabkan efek ketagihan,” ujar salah satu petugas polisi anti narkotika kepada South China Morning Post.
Zhang membela diri bahwa ia hanya ingin agar masyarakat di Cina kembali menyukai bakmi seperti jaman dulu. Saat ini, Zhang berpendapat banyak masyarakat Cina yang tidak lagi setia menjadi pengunjung restoran bakmi.
Namun setelah ditahan selama 15 hari, Zhang dilepaskan dari tahanan dengan syarat ia tidak boleh lagi menggunakan ganja dalam setiap masakannya.
Penggunaan ganja di Cina sendiri sebenarnya sudah lama dilakukan terutama di restoran. Namun biasanya praktek illegal ini baru diberhentikan setelah ketahuan oleh pihak berwajib.