JAKARTA, WB – Pada pemilihan umum 2014, Partai Demokrat dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianggap memainkan politik dua kaki. Pasalnya banyak para elit partainya terpecah menjadi dua untuk mendukung salah satu calon presiden dan wakil presiden.
Namun, anggapan itu dibantah oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan. Ia mengatakan, sikap SBY tetap memutuskan Demokrat netral dengan tidak mendukung salah satu pasangan Capres Cawapres. Jika ada kadernya yang mendukung, itu dianggap keputusan pribadi bukan mewakili partai.
“Nggak lah, sebagai Kepala Negara Pak SBY tetap netral. Jadi pengamat yang bilang Demokrat main di dua kaki itu tidak benar,” ujar Pohan saat dihubungi, Rabu (25/6/2014).
Hanya saja, Pohan menyayangkan dukungan juru bicara Demokrat, Ruhut Sitompul terhadap Jokowi-JK. Pasalnya Ruhut kerap membawa nama SBY, sehingga kerap menuai kontroversi. Dukungan Ruhut dianggap tidak menjadi masalah jika itu berangkat dari keinginan pribadi yang punya hak politik yang sama untuk memilih.
Pohan mengakui, semenjak Demokrat gagal membentuk poros baru. SBY memilih partainya bersikap netral. Tapi disisi lain SBY mempersilahkan kadernya untuk memilih sesuai dengan keinginan hatinya. Pohan mengklaim mayoritas kader Demokrat memilih Prabowo-Hatta, karena dianggap mempunyai visi misi yang sama.
”Kami menganggap visi-misi Prabowo-Hatta sama dengan kita. Itu terlihat saat Prabowo menyampaikan visi-misinya di depan para kader Demokrat,” katanya.
Namun anehnya Ruhut, yang dulu kerap memberikan kritik terhadap Jokowi, kini malah berbalik mendukung. Ruhut mengaku mendukung Jokowi karena ia kesal dengan Prabowo yang kerap mengkritik pemerintah SBY dengan kebocoran anggaran. Padahal Prabowo tidak menyadari wakilnya Hatta adalah bekas Menteri Perekonomian. []