JAKARTA, WB – Terkait tanggapan negatif Menteri Kesehatan Nila F Moeloek terhadap gagasan Revolusi Putih yang diusulkan Gerindra kepada Gubernur DKI Jakarta, dinilai oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon sebagai tanggapan yang ganjil.
Dirinya menegaskan, tidak seharusnya seorang Menteri Kesehatan membuat pernyataan negatif terhadap gagasan konsumsi susu bagi upaya perbaikan gizi anak-anak.
“Seharusnya Menteri Kesehatan, atau Menteri Kelautan dan Perikanan, tidak membenturkan konsumsi susu dengan konsumsi ikan. Apalagi usulan gagasan Revolusi Putih kepada Gubernur DKI Jakarta itu ditujukan untuk perbaikan gizi anak-anak di DKI, bukan untuk 250 juta penduduk Indonesia,” ujar Fadli Zon lewat pesan singkatnya belum lama ini.
Wakil Ketua DPR ini menambahkan, sejak 2001, guna mengkampanyekan pentingnya pentingnya susu sebagai sumber asupan gizi, FAO telah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Susu Sedunia. Di luar Hari Susu Sedunia, banyak negara juga telah memperingati Hari Susu Sekolah Sedunia tiap tanggal 27 September.
“Itu menunjukkan jika pentingnya konsumsi susu telah menjadi kampanye global,” tuturnya.
Di tanah air, kata Fadli, selama lebih dari setengah abad Kementerian Kesehatan dan berbagai lembaga pelayanan kesehatan di Indonesia, mulai dari tingkat Posyandu hingga tingkat rumah sakit, termasuk juga para ahli gizi di berbagai perguruan tinggi, juga telah mengkampanyekan konsep Empat Sehat Lima Sempurna, di mana susu menjadi bagian penting di dalamnya.
Masih kata Fadli, dalam kaitannya dengan soal gizi, yang harus dijadikan poin oleh pemerintah mestinya adalah rendahnya konsumsi susu di Indonesia, dan bukan soal jumlah sapi yang kita punya. Dirinya telah mengecek data, konsumsi susu kita saat ini hanya sekitar 12 liter per kapita per tahun, kalah tertinggal dari Malaysia yang mencapai 39 liter, Vietnam 20 liter, dan Thailand 17 liter/kapita per tahun.
“Konsumsi susu kita saat ini bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan Myanmar,” katanya.[]