JAKARTA, WB – Makin berkembangnya polemik tentang pernyataan Menteri Agama (Menag) RI Lukman Hakim Saifuddin yang memperbolehkan warung makan buka di bulan puasa dianggap sang menteri sudah tidak sehat karena sudah diplintir.
Berikut ini tanggapan lengkap Menag melalui Twitter resminya @lukmansaifuddin :
Berikut ini tanggapan atas twit saya yang telah diubah kalimatnya sedemikian rupa sehingga berubah makna.Twit asli: “Warung-warung tak perlu dipaksa tutup.
Kita harus hormati juga hak mereka yang tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa..”
Twit saya itu muncul sebagai tanggapan atas adanya pandangan yang kehendaki agar warung-warung ditutup saja di bulan puasa.
Ada 2 hal yang ingin saya sampaikan lewat twit itu. Pertama; tak perlu ada paksaan untuk menutup warung di bulan puasa.
Bila ada yang sukarela menutup warungnya, tentu kita hormati. Tapi muslim yang baik tak memaksa orang lain menutup sumber mata..
..pencahariannya demi tuntutan hormati yang sedang puasa. Saling menghormati adalah ideal. Tapi jangan paksa satu kepada yang lain.
Kedua; kata `juga` pada “kita harus hormati juga” secara implisit mengandung makna: selain menghormati yang sedang berpuasa, kita juga dituntut hormati hak mereka (dalam mendapatkan makanan/minuman) yang tak wajib berpuasa karena bukan muslim.
Juga menghormati hak muslim/ah yang tak sedang berpuasa karena keadaan (musafir, sakit, perempuan haid, hamil, menyusui).
Tapi kalau kalimat twit saya itu diubah jadi: “Kita harus hormati yang tak puasa”, tentu maknanya jadi berbeda sama sekali.
Saya tak tahu penyebab pengubahan kalimat twit saya itu karena ketidaktahuan, ketaksengajaan, atau memang ada motif lain.
Apapun penyebabnya, saya maklum. Moga ini bisa bikin terang konteks dan maksud dari twit saya yang diplintir itu. Sekian.
Meskipun Menag sudah berusaha menjelaskan melalui 12 twitan, namun masih banyak netizen yang masih mempermasalahkannya.
“Tidak ada yang dirubah, pak @lukmansaifuddin . Dan sewaktu Nyepi, kok bapak tidak buat pernyataan untuk menghormati yang tidak Nyepi pada masyarakat Bali??,” balas akun @Ratu_Ayie.
“Nanti saat Natal, tolong buat pernyataan juga pak @lukmansaifuddin —> “Jgn paksa karyawan muslim utk memakai atribut Natal”” lanjutnya.
“Coba Pak Menteri ketika Hari Nyepi bikin himbauan agar hendaknya Bandara tidak perlu di tutup untuk menghormati yang tidak Nyepo,” tulis akun @masmugho. []