JAKARTA, WB – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, meminta kepada aparat kepolisian agar tidak kecolongan dalam memantau dan menjaga situasi Kamtibmas di Jakarta menjelang atau pasca 22 Juli 2014, dimana saat KPU mengumumkan hasil Pilpres 2014.
“Polri bisa saja kecolongan sehubungan dengan adanya pelaksanaan Operasi Ketupat untuk pengamanan Lebaran dan Jalur Mudik,” ujar Neta dalam pesan singkatnya, Senin (21/7/2014).
Memang menjelang pengumuman KPU, IPW mencatat terdapat tensi tingkat tinggi dalam menyikapi hasil penghitungan suara Pilpres 2014 di tingkat KPUD. Apalagi, kubu Capres Prabowo minta KPU menunda pengumuman pemenang Pilpres 2014. Ini menunjukkan adanya pihak yang tidak siap menang dan siap kalah.
“Manuver ini bisa memprovokasi dan memicu kemarahan para pendukung kedua capres. Kondisi inilah yang membuat situasi kamtibmas kian rentan terhadap benturan kedua pendukung capres, yang ujungnya menimbulkan kekacauan atau kerusuhan,” papar Neta.
Atas kekhawatiran itupun, Neta mencoba menyarankan kepada Kapolri untuk tidak segan-segan menerapkan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian, terutama dalam menghadapi aksi massa yang anarkis atau massa yang akan melakukan kerusuhan.
“Dengan Perkap ini Polri diharapkan bisa bertindak tegas untuk mencegah terjadinya kerusuhan massa, khususnya di Jakarta. Sehingga tidak ada alasan bahwa Polri kecolongan jika terjadi kerusuhan pasca pengumuman Pilpres pada 22 Juli,” tandas Neta. []