JAKARTA, WB – Berdasarkan rilis hasil lembaga survai Politica Wave menyebutkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi – JK lebih banyak mendapatkan serangan kampanye hitam di media sosial dibanding lawanya Prabowo – Hatta.
“Kalau diliat presentasinya pasangan Jokowi-JK lebih banyak diserang kampanye hitam dibanding Prabowo-Hatta, yakni dengan presentasi 74,5 persen serangan kampanye hitam dan 25,5 persen kampanye negatif,” ujar pendiri Politica Wave Yose Rizal di Jakarta, Senin (7/7/2014).
Sedangkan untuk pasangan Prabowo-Hatta, Yose mengatakan, pasangan ini justru lebih banyak mendapatkan serangan kampanye negatif, dengan persentase sebesar 83,5 persen. Adapun kampanye hitam yang dialamatkan kepada mereka hanya sebesar 16,5 persen.
Adapun kampanye hitam yang dialamatkan kepada Jokowi yakni, dia dianggap Capres boneka, serta diisukan akan menghapus sertifikasi guru dan akan menghapus raskin. Ada pula tudingan yang berbau SARA, seperti tuduhan beragama Kristen dan keturunan Tionghoa, tuduhan komunis, tidak bisa shalat, wudu, dan mengaji, serta didukung Yahudi atau Zionis serta kasus korupsi.
Sementara kampanye negatif yang dialamatkan kepada Prabowo yakni, keterlibatan dirinya dalam kasus penculikan aktivis pejuang demokrasi tahun 1998, kemudian memilik dua warga negara, video pemukulan di KPU, transaksi saham palsu, politik transaksional serta perusahaannya yang banyak bermasalah.
Untuk itu, melihat Pilpres tahun ini, Yose mengaku prihatin atas pelaksanaan pemilu yang diwarnai kampanye hitam dan kampanye negatif. Menurut Yose, pemilu telah dinodai oleh pihak yang menempatkan kepentingannya di atas kerukunan dan stabilitas bangsa.
“Ini adalah fakta yang sangat menyedihkan dalam pesta demokrasi di Indonesia. Para pembuat dan penyebar kampanye hitam harus dihukum secara tegas,” tandanya. []