MAKASSAR – Polda Sulsel tidak memberi izin acara Tabligh Akbar bertajuk Masirah Panji Rasulullah yang akan dilakukan Hizbut Tahrir Indonsia (HTI) Saw 1438 H di Lapangan Karebosi, Makassar, Minggu (16/4/2017).
Kabid Humas polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan masalah keamaanan menjadi salah satu alasan kenapa izin tak dikeluarkan. “Kita tak inginkan terjadi konflik hanya karena kegiatan seperti ini. Di daerah lain pun banyak penolakan pada kegiatan sejenis, dan di Makakssar pun kami harap jangan sampai terjadi,” ujar Dicky.
Uniknya, meskipun tidak memiliki izin, ribuan massa HTI dari berbagai daerah tetap berdatangan ke Lapangan Karebosi pada Minggu pagi.
Selain soal keamanan, menurut Dicky kegiatan itu tidak ada penanggung jawabnya yang menjadi sarat utama jika ingin menggelar kegiatan massa di tempat umum.
“Di UU ada penanggung jawab, mereka tidak bisa berikan. Kehadiran kami di sini untuk mencegah konflik, kemarin GP Anshor sudah aksi, jika terjadi benturan, ini akan membuat keributan antarumat Islam di Makassar. Kasihan warga Makasaar, dan umat agama lain kalau terjadi konflik agama,” papr Dicky.
Indonesia adalah negara yang menjunjung Bineka Tunggal Ika, sehingga aksi HTI yang ingin menegakkan khilafah seperti yang selalu disuarakan, dianggap tak bisa dilakukan di Indonesia.
“NKRI harga mati, agama apapun di Indonesia kita hormati, kita tak bisa mengatakan Indonesia harus menjadi negara Islam dan sebagainya, karena kita negara Pancasila,” imbuh Dicky.
“Aksi seperti ini, khilafah itu maksudnya apa, NKRI itu kan Pancasila sedangkan Khilafah itu negara Islam. Tahun 1945 itu sudah selesai, untuk apa itu diterapkan. Kita bukan Timur Tengah atau negara Arab, kita hormati semua agama di sini,” tambahnya.
Aksi HTI ini sendiri berujung pada kericuhan yang melibatkan massa HTI dan massa Barisan Serba Guna (Banser) GP Anshor yang menolak kegiatan HTI. Beruntung kericuhan tersebut tak berlangsung lama dan dapat dibubarkan oleh polisi.
Di Pontianak, HTI juga akan menggelar kegiatan serupa . Rencananya mereka akan konvoi mulai dari Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Jalan Ahmad Yani dan mengelilingi Kota Pontianak menuju Istana Kadriah Pontianak, kemudian kembali lagi ke titik awal, pada Sabtu (15/4/2017) sekitar pukul 06.00 WIB.
Setelah lama melakukan negosiasi yang cukup lama dan alot dengan aparat keamanan, keinginan peserta aksi untuk konvoi di jalan raya, akhirnya batal. Konvoi akhirnya hanya berlangsung di lingkungan Masjid Raya Mujahidin Pontianak, dan seusai konvoi tersebut massa pun berangsur bubar, dan anggota HTI melanjutkan kegiatan tabligh akbar di dalam masjid.
Dalam penjagaan tersebut, sebanyak 1000 lebih aparat gabungan dari Polresta Pontianak, Kodim 1207/BS, Polda Kalbar, dan Kodam XII/Tanjungpura siap mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. []