JAKARTA, WB – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan daerah yang paling parah mengalami longsor adalah Kabupaten Purwerejo. Longsor dengan korban jiwa terjadi 5 lokasi. Di Desa Karangrejo Kecamatan Loano terdapat 9 tewas, 6 hilang dan 1 luka-luka, sedangkan akibat banjir 4 tewas, 2 hilang dan 7 luka-luka. Di Desa Pacekelan Kecamatan Purworejo terdapat 1 tewas dan 1 luka-luka.
“Di Desa Jelog Kecamatan Kaligesing ada dua oang hilang, di Desa Sidomulyo Kecamatan Purworejo ada satu tewas dan empat hilang, sedangkan di Desa Donorati Kecamatan Purworejo terdapat empat tewas, 11 hilang dan dua luka-luka,” kata Sutopo kepada wartawan, Jakarta, Senin (20/6).
Dari jumlah keseluruhan korban jiwa terdapat di Kabupaten Purworejo 19 tewas, 25 orang hilang, dan 11 luka-luka di Banjarnegara 6
tewas dan tiga luka-luka, di Kebumen tujuh tewas, Sukoharjo satu tewas, Rembang satu tewas dan Banyumas satu tewas. Sebagian besar korban meninggal dan hilang akibat longsor yaitu dari 35 tewas adalah 31 tewas akibat longsor dan empat tewas akibat hanyut banjir.
Menurut Sutopo pencarian korban hilang masih terus dilakukan tim SAR gabungan. Aksesibilitas menuju lokasi longsor cukup sulit dijangkau, khususnya jalan menuju Desa Dorowati kondisinya rusak dan terdampak longsor sehingga alat berat tidak dapat digunakan untuk mencari korban tertimbun longsor. Pencarian dilakukan dengan manual oleh ratusan personil SAR gabungan. Lima alat berat dikerahkan untuk mencari korban di Purworejo.
Dalam hal ini Kepala BNPB telah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah untuk penanganan darurat banjir dan longsor. Logistik dan peralatan di gudang BPBD dikerahkan untuk membantu masyarakat terdampak bencana. Tim Reaksi Cepat BNPB telah berada di lokasi mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. BNPB mengerahkan pesawat tanpa awak untuk melakukan kajian cepat dampak bencana. BPBD Kabupaten Magelang, Temanggung dan Wonosobo membantu penanganan darurat di Purworejo.
“Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Hujan lebat diperkirakan masih berpotensi turun hingga 20 Juni 2016. Selalu waspada dengan kondisi lingkungan yang membahayakan jiwa,” tandas Sutopo. []