JAKARTA, WB – Bencana asap kian memburuk di beberapa wilayah terutama di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (16/10). Karena itu Presiden Joko Widodo meminta Menteri Kesehatan agar membuka Rumah Sakit (RS) maupun Puskesmas setempat buka 24 jam.
“Dalam upaya tanggap darurat, saya telah meminta Menkes agar rumah sakit dan Puskesmas buka 24 jam,” tulis Presiden Jokowi melalui akun twitternya.
Jokowi mengungkapkan logistik berupa makanan bayi dan balita sudah dikirim. Begitu juga kiriman obat, oksigen dan masker sudah dimanfaatkan.”Beratnya hidup di tengah bencana asap. Ini untuk menyelamatkan bayi, anak-anak dan penderita sakit pernafasan,” ujar Jokowi.
Selain membuka Puskesmas 24 jam Jokowi juga telah membuka rumah singgah yang dilengkapi dengan tenda isolasi yang mempunyai saringan udara.
Diberitakan sebelumnya kemarin operasi darurat asap terbesar dilakukan Pemerintah Indonesia. Total 32 helikopter dan pesawat dikerahkan untuk operasi udara, yaitu 21 helikopter, 7 fixed wing water bombing, dan 4 unit pesawat hujan buatan. Dari 32 unit heli-pesawat terbang, 6 unit berasal dari bantuan Malaysia, Singapura dan Australia, baik untuk water bombing atau memandu water bombing,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (16/10/2015).
Sutopo menambahkan pada Kamis (15/10) water bombing dilakukan di enam provinsi yaitu Sumatera Selatan (Padang Susuka, Tulung Selapan, Indralaya, Banyuasin, Muara Kuang, Cengal, Sugihan) sebanyak 334 kali. Jambi di bagian timur dengan sepuluh kali. Kalimantan Tengah (Tanjung Puting, Kuala Kapuas) 35 kali. Kalimantan Selatan (Pulau pisau, Kuala Kapuas, Lingkar utara, Sungai Renges) 73 kali. Di Kubu Raya Kalimantan Barat sebanyak 28, dan di Riau (Pelalawan, Kampar) 32 kali.
“Operasi di darat digelar dengan melibatkan 22.146 personel tim gabungan dari TNI, Polri, K/L, BPBD, Manggala Agni, relawan dan lainnya, dimana di Riau 7.563, Jambi 2.365 personil, Sumatera Selatan 3.694 personil, Kalimantan Barat 2.810 personil, Kalimantan Tengah 3.445 personil dan Kalimantan Selatan 2.269 personel. Begitu pula operasi penegakan hukum, pelayanan kesehatan dan sosialisasi juga digelar bersamaan,” imbuh Sutopo.
Menurut Sutopo tidak mudah memadamkan hotspot yang terbakar massif dan luas. Apalagi di lahan gambut kering yang seringkali menyala kembali dan terbakar di bawah permukaan. Pembakaran baru juga masih banyak dilakukan sehingga hotspot terus fluktuatif.
“Pantauan satelit Terra-Aqua pada Jumat (16/10) menunjukkan hotspot di Sumatera 769 titik yaitu di Bengkulu 7, Jambi 97, Bangka Belitung 64, Kepulauan Riau 1, Lampung 38, Riau 22, Sumatera Selatan 537, Sumatera Utara 3. Sedangkan di Kalimantan 159 titik yang tersebar di Kalimantan Barat 19, Kalimantan Selatan 5, Kalimantan Tengah 134, Kalimantan Timur 1,” tutup Sutopo. []