RIYADH, WB – Langkah aksi bersih – bersih oleh komite anti-korupsi Arab Saudi memang telah menjadi sorotan dunia. Pasalnya otoritas Arab menciduk para pangeran, menteri, pejabat dan pengusaha. Riyadh menegaskan, penindakan terhadap koruptor tak pandang bulu apa pun levelnya.
Penegasan ini disampaikan Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Muhammad Al Shuaibi belum lama ini. Riyadh, kata dia, memang bertekad membersihkan pemerintahan dari praktik korupsi.
”Ada agenda pemerintah untuk memberantas korupsi yang tak pandang bulu, setinggi apa levelnya. Karena nilai yang dikorupsi cukup besar dan semuanya diproses sama,” kata Dubes Osama.
Gebrakan komite anti-korupsi yang baru dibentuk itu diawasi langsung oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Hal itu memicu spekulasi bahwa langkah tersebut sebagai upaya putra pewaris takhta Saudi itu untuk memperkuat pijakan di pemerintah dan mengkokohkan cengkeraman Saudi di dunia internasional. Namun pernyataan itu dibantah Osama.
”Tidak seperti itu. Saya rasa, kami berada di jalan yang benar untuk memberantas korupsi. Untuk memperlancar apa yang terjadi di negara kami terutama untuk bisnis dan investasi,” ujar Osama.
Pria yang berprofesi sebagai diplomat Riyadh ini menambahkan, jumlah angka finansial yang disalahgunakan dari berbagai jenis korupsi secara besar-besaran dan selama beberapa dekade di Saudi mencapai sekitar USD100 miliar atau lebih dari Rp1.350 triliun. Data itu dibeberkan Jaksa Agung Arab Saudi Sheikh Saud al-Moaajeb, beberapa hari lalu.
Menurutnya, sudah 208 orang yang ditangkap terkait penyelidikan dugaan korupsi. Dari jumlah itu, tujuh orang di antaranya dibebaskan karena tak cukup bukti.
”Berdasarkan penyelidikan kami selama tiga tahun terakhir, kami memperkirakan bahwa setidaknya USD100 miliar telah disalahgunakan melalui korupsi dan penggelapan sistematis selama beberapa dekade,” kata al-Moaajeb.
”Potensi skala praktik korupsi yang telah ditemukan sangat besar,” ujar al-Moaajeb, yang juga anggota Komite Pemberantasan Korupsi Arab Saudi.[]