JAKARTA, WB – Juru Bicara tim sukses pasangan Prabowo – Hatta, Tantowi Yahya sepakat kalau di negara ini perlu quick count sebagai pagar agar lembaga penyelenggara seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak main-main nantinya.
“Kita tidak suudzon, tapi agar angka-angkanya tidak jauh berbeda. Yang jadi permasalahan adalah bagaimana kalau lembaga survei itu menjadi bagian dari salah satu pemenangan dari salah satu calon,” ujar Tantowi saat menjadi pembicara dalam polemik mingguan di bilangan Cikini, Sabtu (12/7/2014).
Tantowi juga mencibir berbagai lembaga survei yang dinilainya tidak mempunyai sikap kenegarawan. Menurutnya, dalam melakukan penelitian, lembaga survei harus mengedepankan kebaikan dan kepentingan bangsa.
“Harusnya mereka bisa berpikir panjang atas penelitian yang dilakukan, apa implikasinya ketika aksi ini diambil, karena pemilu kali ini untuk pertama kalinya calonnya hanya dua pasang,” tegas Tantowi.
Dia juga menambahkan, saling klaim kemenangan boleh saja dilakukan oleh pasangan capres. Pasalnya hal juga kerap dilakukan oleh negara-negara yang menganut demokrasi, salah satunya Amerika serikat.
“Di Amerika Serikat ada etika politik, seorang kandidat sebelum melakukan deklarasi kemenangan, mereka harus menelepon pihak lawannya terlebih dahulu untuk meminta ijin,” ujarnya.
Terkait metode quick count, lebih jauh politisi penggemar berat musik country itu mengatakan, jika masih ada perbedaan hasil quick count padahal prosedur metodologinya sudah benar, dinilai Tantowi hal itu tidak terlepas dari sifat manusiawi.
“Itu manusiawi juga, yang penuh dengan kekurangan, dan godaan-godaan. Teori yang dipakai betul, teorinya betul, tapi pelaksanaanya apakah betul ? Sekarang rakyat bingung, investornya juga bingung, apalagi rakyat sudah mudah terprovokasi,” pungkas Tantowi. []