KABUL, Pelaksana Tugas Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi menulis surat terbuka kepada Kongres Amerika Serikat (AS), yang meminta AS untuk mencairkan aset-aset Afghanistan, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan pada Rabu (17/11).
“Terlepas dari fakta bahwa setelah penandatanganan Perjanjian Doha pada Februari 2020, kami tidak lagi berada dalam konflik langsung dan kami juga bukan oposisi militer, logika apa yang mungkin ada di balik pembekuan aset kami?” kata Muttaqi seperti dikutip dari pernyataan itu.
“Ketika kita memiliki peluang bagus untuk menjalin hubungan positif, memilih opsi sanksi dan tekanan tidak dapat membantu meningkatkan hubungan kita,” tuturnya.
Setelah pengambilalihan Taliban pada pertengahan Agustus lalu, ekonomi Afganistan menderita akibat pembekuan aset milik bank sentral Afghanistan oleh pihak AS senilai lebih dari 9 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.259) serta penghentian dana oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
“Kedua pihak perlu mengambil berbagai langkah positif untuk membangun kepercayaan,” kata Muttaqi.
Afghanistan khawatir bahwa tanpa perubahan situasi saat ini, rakyat mereka akan menghadapi kesulitan yang lebih besar dan negara itu akan menjadi sumber migrasi massal di kawasan dan dunia, yang akan menciptakan lebih banyak masalah kemanusiaan dan ekonomi bagi dunia, paparnya.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service