ULAN BATOR – Aksi protes bisu para “boneka kelinci” untuk menuntut perlindungan yang lebih baik bagi anak perempuan dari tindak kekerasan seksual diselenggarakan di seantero penjuru Mongolia pada Senin (11/10) dalam rangka Hari Anak Perempuan Internasional.
BATNASAN OYUNGEREL, Kepala Federasi Wanita Mongolia (Mongolian Women’s Federation/MWF) : “Kekerasan seksual terhadap anak perempuan telah meningkat tajam di Mongolia dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2017, sekitar 130 anak perempuan mengalami pelecehan seksual di negara ini, dan jumlahnya meningkat menjadi 330 pada 2020.
Ini hanyalah jumlah yang dicatat oleh kepolisian. Dalam aksi protes bisu ini, MWF ‘mengerahkan’ total 330 boneka kelinci di alun-alun pusat ibu kota, Ulan Bator, dan boneka-boneka tersebut mewakili 330 gadis yang mengalami pelecehan seksual pada tahun lalu.”
Hukum yang lemah menjadi faktor utama maraknya kejahatan semacam ini, ungkap Oyungerel.
Menurut hukum pidana yang saat ini berlaku di Mongolia, seorang pria yang memperkosa gadis berusia di bawah 14 tahun akan terancam hukuman penjara 12 hingga 20 tahun atau bahkan hukuman penjara seumur hidup. Sementara itu, pria yang terbukti bersalah memperkosa gadis berusia 14-18 tahun akan dijatuhi hukuman penjara dua sampai delapan tahun.
Kendati demikian, imbuh Oyungerel, tidak ada kasus di mana pelaku kekerasan seksual menerima hukuman atau denda maksimum. Lebih lanjut dia menekankan bahwa 85 persen pelaku kekerasan seksual adalah orang-orang terdekat korban, termasuk ayah kandung, ayah tiri, saudara laki-laki, atau kerabat dekat.
MWF menuntut para pembuat undang-undang (UU) untuk tidak lagi membagi anak-anak menjadi dua kelompok usia dalam UU kekerasan seksual, ataupun mengampuni para pelaku kekerasan seksual. Mereka juga menuntut agar ketentuan tentang membayar kompensasi atas trauma psikologis yang dialami korban ditambahkan ke dalam UU tersebut dan agar hukuman minimum untuk jenis kejahatan ini diperberat.
Pada 2012, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional untuk menyoroti kebutuhan anak perempuan dan berbagai tantangan khusus yang mereka hadapi, serta mendorong upaya untuk memenuhi kebutuhan ini dan melayani hak-hak anak perempuan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Ulan Bator. (XHTV)