BEIJING – Seorang pakar terkemuka di bidang filsafat komparatif China dan Barat menyampaikan bahwa filsafat China dapat memberikan wawasan berharga kepada dunia terkait cara mengatasi beragam tantangan global yang tengah dihadapi oleh umat manusia saat ini.
Roger T. Ames, chair professorilmu humaniora di Universitas Peking, mengatakan bahwa filsafat China tentang membantu orang lain sembari memperkuat diri sendiri dapat berkontribusi terhadap pembangunan global.
ROGER T. AMES, Chair professorilmu humaniora di Universitas Peking:
“Semua permasalahan yang tengah dihadapi oleh umat manusia saat ini, pemanasan global, pandemi, krisis pangan dan air, degradasi lingkungan, kepunahan spesies besar-besaran, dan sebagainya hanya dapat diselesaikan melalui kerja sama antarmanusia.
Dan saya pikir filsafat China akan memiliki kontribusi yang sangat penting dalam hal itu. Filsafat China mengatakan ‘seseorang yang berbudi luhur, sembari memperkuat dirinya dan mengejar kesuksesan, juga bekerja untuk memperkuat orang lain dan memungkinkan mereka untuk meraih kesuksesan,’ bahwa seseorang dipahami tidak sebagai individu, melainkan dipahami dalam hubungan mereka dengan orang lain.
Jadi, cara berpikir tentang seorang individu, tentang perusahaan, tentang negara yang berdaulat, memperkuat hubungan kita sehingga kita dapat bersama-sama mengatasi permasalahan yang kita hadapi. Saya pikir ini merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh Konfusianisme.”
Ames memaparkan bahwa nilai-nilai China yang berorientasi pada keluarga dapat membantu dunia agar berfungsi secara efektif, dan menyerukan pembentukan budaya dunia baru yang menggabungkan kearifan Timur dan Barat.
ROGER T. AMES, Chair professorilmu humaniora di Universitas Peking:
“Kita harus menyatukan Timur dan Barat untuk menghasilkan sebuah budaya dunia yang baru. Saya pikir jawabannya adalah menjadikan keluarga sebagai nilai terpenting dan kemudian mengembangkannya. Jika kita bisa merangkul dunia menjadi satu keluarga, maka dunia akan berfungsi secara efektif.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing. (XHTV)