PHNOM PENH – Pertemuan Para Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM) ke-54 dan serangkaian pertemuan terkait, yang diadakan pada 14-18 September, selesai diselenggarakan dengan sukses, berkontribusi lebih lanjut terhadap upaya untuk memajukan agenda pembangunan komunitas ekonomi blok tersebut, demikian disampaikan oleh Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak.
“Dengan senang hati saya menyampaikan bahwa pelaksanaan Pertemuan AEM ke-54 mencapai kesuksesan besar dengan hasil yang bermanfaat dan nyata, yang akan menjadi relevan dan berguna bagi semua pemangku kepentingan, tidak hanya untuk bisnis, tetapi juga untuk masyarakat ASEAN,” katanya dalam konferensi pers pada Minggu (18/9) malam waktu setempat.
Di tengah kenaikan inflasi, harga gas, biaya hidup, dan biaya energi, para menteri ekonomi ASEAN juga bertukar pandangan dan mencapai kesepakatan terkait berbagai topik dan cara untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada kawasan itu dalam semangat kemitraan dan aksi kolektif dengan dasar persatuan, sentralitas, dan konsensus ASEAN, ujar Sorasak.
“Para menteri mengakui tantangan-tantangan global dan regional ini dan para menteri menegaskan kembali komitmen mereka untuk mengimplementasikan seluruh kegiatan dalam Kerangka Pemulihan Komprehensif ASEAN (ASEAN Comprehensive Recovery Framework/ACRF) dan mencari peluang untuk mengatasi berbagai tantangan baru ini dalam kerangka ACRF dan mekanisme lainnya di ASEAN,” tambahnya.
Sorasak mengatakan bahwa para menteri ekonomi ASEAN juga membuat beberapa keputusan untuk semakin mendongkrak posisi ASEAN sebagai pusat global untuk perdagangan dan investasi.
ASEAN beranggotakan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Phnom Penh.
(XHTV)