STOCKHOLM – Konsumen di Swedia mengalami inflasi tertinggi sejak 1991, dengan indeks harga konsumen, yang diukur dengan tingkat suku bunga tetap, naik dari 6,4 persen pada April menjadi 7,2 persen pada Mei, ungkap Statistics Sweden pada Selasa (14/6).
Harga energi mengalami kenaikan terbesar, dengan harga bahan bakar melonjak 41,8 persen dalam setahun dan harga listrik naik 33,6 persen. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika harga listrik turun di musim semi sebagai akibat dari penurunan permintaan, harga listrik naik 4,1 persen pada Mei.
Harga pangan juga meningkat secara signifikan. Harga daging naik 4,4 persen pada Mei, sementara harga telur dan produk susu naik 3,5 persen dari April sampai Mei.
Sementara itu, biaya kepemilikan kondominium naik 7,2 persen dibandingkan dengan Mei 2021. Pemilik rumah bernasib lebih buruk, dengan biaya melonjak rata-rata 8,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Anders Nordberg, ekonom senior di perusahaan asuransi Lansforsakringar, mengatakan kepada Swedish Televisionbahwa penyewa dan para penganggur akan menjadi yang paling terdampak parah oleh melonjaknya inflasi.
“Kelompok-kelompok ini terdampak (tidak hanya) oleh harga yang lebih tinggi tetapi juga oleh kenaikan tarif sewa dalam jangka panjang, setelah tarif sewa mengalami penyesuaian batas atas dengan inflasi,” katanya.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Stockholm. (XHTV)